Jakarta - Komunitas penyandang cacat Jakarta yang tergabung dalam Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) mendeklarasikan gerakan 'Ganyang Malaysia.' Mereka menyatakan sikap berkonfrontasi dengan negeri jiran yang dianggap melecehkan kehormatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Belasan penyandang cacat itu menggelar aksi di Kantor PDIP lama di Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (30/8/2009) mulai pukul 11.45 WIB. Dalam aksinya, massa yang mengenakan ikat kepala merah dan membawa bambu runcing dengan bendera merah putih itu membakar bendera Malaysia dan menusuk-nusuk bendera kertas bergambar Presiden SBY. Mereka menganggap SBY tidak berani mengambil tindakan tegas terhadap Malaysia.
"Kita ingin mengingatkan pemerintah agar jangan takut dan harus tegas terhadap persoalan budaya dan penghinaan terhadap lagu Indonesia Raya," ujar koordinator aksi, Mustar Bonaventura yang bukan penyandang cacat.
Para penyandang tuna wicara itu memberi waktu 3x24 jam kepada SBY untuk segera mengambil tindakan sebagai berikut. Pertama, mengusir Dubes Malaysia dari Indonesia. Kedua, menarik Dubes Indonesia di Malaysia. Ketiga, menarik pulang seluruh warga negara Indonesia di Malaysia.
Keempat, memulangkan seluruh warga negara Malaysia di Indonesia. Dan kelima segera menyiapkan pertahanan rakyat semesta untuk menghadapi kondisi darurat. "Dalam 3x24 jam pemerintah harus menyatakan perang dengan pemerintah Malaysia. Siapkan semua senjata yang ada, arahkan ke Malaysia, " kata Mustar dengan berapi-api.
Rencananya para demonstran ini besok akan membuka pendaftaran untuk relawan siap perang melawan Malaysia. Mereka juga akan melakukan sweeping KTP untuk mengusir setiap warga negara Malaysia di jalan-jalan umum.
"Besok kita akan sweeping KTP untuk mengusir warga negara Malaysia di mana saja. Kita mulai dari tempat-tempat umum seperti angkutan umum. Kita yang cacat saja berani kok, apalagi yang nggak cacat," ucapnya. (sho/nrl)
,,,sometimes people forget,,,
,,,need to be reminded by the skala R...
there is always a force greater than the ''ganyang''